Rabu, 23 Desember 2015

Pentingnya Guru Mendalami Psikologi Pendidikan



      Pentingnya Guru Mendalami Psikologi Pendidikan
Pada kenyataannya, setiap guru pada suatu lembaga pendidikan seperti Madrasah Diniyah ataupun TPQ di daerah (seperti di Ponorogo) masih belum seluruhnya pernah mempelajari psikologi pendidikan, yang konon belum pernah diajarkan pada tingkat SMA atau Madrasah Aliyah dan dapat dipelajari pada tingkat Perguruan Tinggi. Sedangkan tidak semua guru Madrasah Diniyah dapat melanjutkan sampai tingkat Perguruan Tinggi. Sehingga cara mengajar para guru tersebut masih memakai metode ceramah saja, padahal banyak sekali metode untuk mengajar, sedangkan siswa harus mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama serta duduk dengan tenang. Namun terkadang siswa juga diharuskan menghafal pada suatu pelajaran tertentu. Dengan begitu maka siswa harus patuh pada apa yang guru perintahkan. Bila tidak melaksanakan para siswa mendapatkan hukuman yang sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Misalnya siswa tidak hafal perkalian, maka hukumannya adalah berdiri di depan kelas sambil menghafal sampai hafal. Seperti yang saya alami pada waktu duduk di bangku SD dulu. Maka hal tersebut termasuk punishmen atau reinforcement positif.
Dengan demikian guru tersebut masih mengajar dengan menggunakan teori belajar behaviorisme. Sehingga siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya.[5]
Padahal seharusnya, para pendidik – khususnya para guru sekolah – sangat diharapkan memiliki atau menguasai pengetahuan psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah.[6] Ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip psikologi, yaitu:
1.      Seleksi penerimaan siswa baru.
2.      Perencanaan pendidikan.
3.      Penyususnan kurikulum.
4.      Penelitian kependidikan.
5.      Administrasi kependidikan.
6.      Pemilihan materi pelajaran.
7.      Interaksi belajar mengajar.
8.      Pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
9.      Metodologi mengajar.
10.  Pengukuran dan evaluasi.
Dengan demikian, sangat diperlukan figur guru-guru yang berkompeten dan mampu menerapkan prinsip-prinsip psikologis di atas. Guru yang kompeten dalam perspektif psikologi pendidikan adalah guru yang mampu melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab. [7]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar