Pentingnya Guru Mendalami
Psikologi Pendidikan
Pada kenyataannya, setiap guru pada suatu lembaga pendidikan seperti
Madrasah Diniyah ataupun TPQ di daerah (seperti di Ponorogo) masih belum
seluruhnya pernah mempelajari psikologi pendidikan, yang konon belum pernah
diajarkan pada tingkat SMA atau Madrasah Aliyah dan dapat dipelajari pada
tingkat Perguruan Tinggi. Sedangkan tidak semua guru Madrasah Diniyah dapat
melanjutkan sampai tingkat Perguruan Tinggi. Sehingga cara mengajar para guru
tersebut masih memakai metode ceramah saja, padahal banyak sekali metode untuk
mengajar, sedangkan siswa harus mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama
serta duduk dengan tenang. Namun terkadang siswa juga diharuskan menghafal pada
suatu pelajaran tertentu. Dengan begitu maka siswa harus patuh pada apa yang
guru perintahkan. Bila tidak melaksanakan para siswa mendapatkan hukuman yang
sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Misalnya siswa tidak hafal perkalian,
maka hukumannya adalah berdiri di depan kelas sambil menghafal sampai hafal.
Seperti yang saya alami pada waktu duduk di bangku SD dulu. Maka hal tersebut
termasuk punishmen atau reinforcement positif.
Dengan demikian guru
tersebut masih mengajar dengan menggunakan teori belajar behaviorisme. Sehingga
siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang
diajarkan oleh gurunya.[5]
Padahal seharusnya, para
pendidik – khususnya para guru sekolah – sangat diharapkan memiliki atau
menguasai pengetahuan psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat
mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan
berhasil. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan
penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah.[6]
Ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip
psikologi, yaitu:
1.
Seleksi penerimaan siswa baru.
2.
Perencanaan pendidikan.
3.
Penyususnan kurikulum.
4.
Penelitian kependidikan.
5.
Administrasi kependidikan.
6.
Pemilihan materi pelajaran.
7.
Interaksi belajar mengajar.
8.
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
9.
Metodologi mengajar.
10.
Pengukuran dan evaluasi.
Dengan demikian, sangat
diperlukan figur guru-guru yang berkompeten dan mampu menerapkan
prinsip-prinsip psikologis di atas. Guru yang kompeten dalam perspektif
psikologi pendidikan adalah guru yang mampu melaksanakan profesinya secara
bertanggung jawab. [7]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar